ILMU
BUDAYA DASAR
"Cinta dan Kasih Sayang
Keluarga”
Penulis
: Annisa Fauziyah
NPM
: 10315869
Kelas
: 1TA04
Fakultas
: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan
: Teknik Sipil
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
TEKNIK SIPIL DAN PERECANAAN
2015/2016
Kata
Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan makalah Ilmu Budaya Dasar yang berjudul “Cinta dan Kasih Sayang
Keluarga” dengan tepat waktu.
Makalah ilmiah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang Cinta Kasih ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Makalah ilmiah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang Cinta Kasih ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Depok, 02 April
2016
Penyusun
Daftar Isi
Kata pengantar .....................................................................................................i
Daftar isi ..............................................................................................................ii
Bab I pendahuluan ...............................................................................................1
1.1. Latar belakang masalah .................................................................................1
1.2. Rumusan masalah ..........................................................................................2
1.3. Tujuan ......................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan……………………………………………………………….3
2.1. Pengertian cinta dan kasih sayang ....................................................................3
2.2. Apa itu keluarga? .............................................................................................7
2.3. Cinta dan kasih sayang keluarga……………………………….…...……........8
2.4. Masalah dalam keluarga..…………………………………………………….10
2.5. Perbedaan dalam sebuah keluarga……………….……………………….…..11
2.6. Cinta orang tua terhadap
anaknya……………………………………….……11
Bab III Penutup…………………..
......................................................................15
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................15
3.2. Saran .............................................................................................................15
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................15
3.2. Saran .............................................................................................................15
Daftar pustaka ……………………………………………………………………16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Manusia pada dasarnya adalah makhluk
yang perlu cinta dan kasih sayang dalam menjalani kehidupannya. Hidup tanpa
cinta sama saja hidup dengan rasa dahaga. Tidak ada yang memberikan kita suatu
yang bermakna bagi hidup kita. Cinta memiliki makna yang luas dalam kehidupan
sesama. Rasa saling mencintai sesama manusia merupakan hal luar biasa
yang diberikan tuhan kepada kita. Kehidupan mansia yang hanya sementara akan
lebih indah bila didalamnya terdapat rasa cinta kasih sayang, manusia yang
hidup dengan dilandasi rasa cinta akan lebih bahagia disbanding seseorang yang
hidupnya tanpa rasa cinta. Kenapa demikian? Karena kebahagian adalah hal yang
sangat sulit didapatkan, dan cinta kasih mrupakan salah satu bagian dari sebuah
kebahagiaan. Dalam artikel yang saya buat ini, akan dibahas mengenai cinta
dalam ruang lingkup sebuah keluarga. Tema ini sangat lah menanrik, karena dalam
sebuah keluarga pasti terdapat cinta, dalam sebuah keluarga pasti ada sebuah
kebahagiaan. Dimana suatu kebahagian dalam sebuah keluarga pasti didasarkan
oleh rasa cinta dari masing-masing anggota keluarga. Serta dalam sebuah
keluarga, cinta pun terbentuk oleh berbagai macam hal yang mempengaruhi cinta
dalam sebuah keluarga.
Dan dalam kehidupan berkeluarga
pasti ada masalah yang harus diselesaikan oleh para anggota keluarga.
Masalah-masalah ini juga sebenarnya dapat membuat suatu keluarga tersebut lebih
baik. Karena disetiap masalah yang mereka dapat pasti ada imbalan yang mereka terima
untuk keberlangsungan keluarga mereka. Karena sesungguhnya dalam kehidupan
keluarga pasti, dan tidak mungkin tidak ada masalah yang didapat oleh sebuah
keuarga yang dimana masalah tersebut dapat diselesaikan dengan rasa cinta dan
kasih sayang sebuah keluarga. Bahkan dalam keluarga dapat terjadi perbedaan
suku bangsa, ras, dan agama. Dimana hal ini sering terjadi di masyarakat global
yang merupakan masarakat yang heterogen. Namun dalam sebuah keluarga, perbedaan
bukan lah sebuah masalah, banyak hal yang dapat diambil hikmah nya sehingga
walaupun berasal dari budaya yang berbeda, sebuah keluarga yang mendasarkan
rasa cinta dan kasih sayang lah yang dapat mengubah perbedaan itu menjadi hal
yang membawa kebahagiaan bagi mereka, anak-anak mereka dan keturunan mereka.
Sehingga terbentuklah suatu keluarga yang harmonis, bahagia , dan sejahtera.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Pengertian cinta dan kasih sayang.
2. Apa itu keluarga?
3. Cinta dan kasih sayang keluarga.
4. Masalah
dalam keluarga.
5. Perbedaan dalam sebuah keluarga.
6. Cinta orang tua terhadap anaknya.
1.3 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan pembahasan makalah ini, yaitu berdasarkan
rumusan masalah di atas,
- Untuk mengetahui makna cinta
- Untuk mengetahui makna kasih sayang
- Untuk mengetahui macam-macam cinta
- Untuk mengetahui apa itu keluarga dan cinta dalam sebuah keluarga
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cinta dan Kasih
Sayang
Cinta, secara bahasa ialah rasa sangat kasih dan sayang,
atau sangat tertarik hatinya. Adapun dari segi bahasa, cinta adalah ungkapan
perasaan jiwa, ekspresi hati dan gejolak naluri yang menggelayuti hati
seseorang terhadap kekasihnya.Sedangkan menurut Kahlil Gibran, cinta ialah
perasaan untuk dirinya sendiri. Cinta adalah kekuatan manusia yang paling
tinggi. Cinta adalah sumber segalanya, kita tidak akan dapat mewujudkan setiap
impian kita tanpa cinta.
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks
filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan
belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah
aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa
pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti
perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek
tersebut.
Cinta adalah satu perkataan yang mengandungi makna perasaan
yang rumit. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga
dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan sentiasa berubah arti menurut
tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi
masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke 21 mungkin
berbeda daripada abad-abad yang lalu. Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk
meluapkan perasaan seperti berikut:
·Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu
Cinta
dibagi menjadi:
1. Cinta Diri
Cinta Diri
erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. manusia senang untuk tetap hidup,
mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan dirinya. Jadi ia
mencintai sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci
segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya.
Al-Qur'an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri,
kecenderungan untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi
dirinya, dan menghindarkan segala sesuatu yang membahayakan dirinya, melalui
ucapan nabi MUHAMMAD SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib,
tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi drinya dan menjauhkan
dari segala keburukan.
2. Cinta kepada sesama manusia
Agar
manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia
lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan
egoismenya. Al-Qur'an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling
cinta mencintai seperti cinta mereka terhadap diri sendiri.
3.
Cinta Seksual
Cinta erat
kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekera dalam melestarikan
kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri. Sebab ini
merupakan emosi alamiah dalam siri manusia yang tidak dilingkari, tidak
ditentang ataupun detekannya. Tapi di Islam hubungan ini hanya boleh dilakukan
secara sah yaitu melalui "perkawinan".
4.
Cinta kebapakan
Mengingat
bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjamin oleh ikatan-ikatan
fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya, maka para
ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan
fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis.
5.
Cinta kepada ALLAH
Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan
spiritual iaah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. tidak hanya
dalam shalat, pujian, dan doanya saja, tetapi juga dalam tindakan dan tingkah
lakunya, semua tingkah laku dan tindakan ditujukan kepada Allah.
6.
Cinta kepada Rasul
Cinta
kepada rasul, yang diutus oleh Allah sebagai rahman bagi seluruh alam semesta,
menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah.
Mungkin bisa
dikatakan bahwa cinta adalah hal yang sangat berarti bagi diri kita sepanjang
hidup kita , kasih dimana sesuatu yang memiliki hal yang sangat berarti untuk
saling mengasihi antara sesame manusia. Bila kata cinta dan kasih digabungkan
menjadi satu menjadi cinta kasih ,akan menjadi kata yang sangat bermakna bagi
hidup kita.
Cinta sendiri
sangat sakral bagi hidup kita saling mencintai , saling menyayangi dan saling
pengertian , dimana semua ini berhubungan dengan perasaan yang ada dalam
hati yang timbul dari ketertarikan pada suatu lawan jenis yang menjadi ingin
rasa memiliki dan menjadi sepasang yang tak ingin lepas dari sesuatu tersebut.
Kasih yang menjadi pelengkap dari kata cinta yang satu sama lain saling
mengasihi dan menjaga hati dengan baik . tetapi cinta jangan dilaksanakan
dengan NAFSU dan GENGSI.
Kenapa dengan
NAFSU dan GENGSI karena kita memilih orang tersebut bukan karena iri yang hanya
mengikuti hawa nafsu saja dan malu terhadap lingkungan sekitar. Pasti anda
pernah mendengar pepatah “ kalau jodoh ga kan kemana”, nah dalam hal ini bisa
dikatakan kita memilih dengan sabar jangan terburu buru ,kita telaah mana yang
cocok dengan diri kita. Bila kita laksanakan dengan baik , kita akan merasa
nyaman dan senang. Zaman sekarang bisa dikatakan semakin ke zaman akan semakin
cepat orang merasakan cinta kasih, lalu satu lagi, pacar akan menuruti kata
pacarnya dibandingkan dengan orang tuanya , nah kita harus tahu betul , apakah cinta kasih
kita direstui atau tidak, karena apabila tidak maka akan menjadi hubungan tidak
baik.
Ada yang
berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan
dengan agama. Di satu pihak cinta didengungkan lewat lagu dan organisasi
perdamaian dunia. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakan diri dalam berbagai bentuk.
Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri dan orang lain. Atau juga
istri dan anaknya, hartanya, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini
bisa kita dapat dalam kitab suci Al-Qur'an.
CINTA DALAM
AGAMA ISLAM
Simpang siur tentang cinta dalam agama
islam, bisa diartikan sebenarnya tidak boleh dikarenakan belum muhrim, karena
dalam agama islam belum boleh mencintai dan memiliki lawan jenis sebelum menikah,
apabila sudah menikah, baru boleh mencintai dan memiliki.
Sebenarnya cinta dalam agama islam
adalah cinta kita terhadap sang pencipta, kita cinta terhadap semua yang telah
diciptakan demi meneruskan hidup di dunia yang harus kita syukuri atas segala
rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita di dunia, jangan lah kau
mendustai apa yang telah diberikan oleh Allah Swt, kita harus cinta melaksanakan segala apa yang telah
diperintahkan dan menjauhi segala larangannnya.
KASIH SAYANG
Pada dasarnya
kasih sayang adalah fitrah yang dianugerahkan Allah SWT kepada mahluknya,
misalnya hewan, kita perhasikan begitu kasihnya kepada anaknya, sehingga rela
berkorban jika anaknya diganggu. Naluri inipun ada pada manusia, dimulai dari
kasih sayang orang tua kepada anaknya, begitu pula sebaliknya. Akan tetapi
naluri kasih sayang ini dapat tertutup jika terdapat hambatan – hambatan misalnya
pertengkaran, permusuhan, kerasukan, kedengkian dan lain – lain.
Sayang menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia di artikan kasihan.Oleh karena itu,kasih sayang
diartikan sebagai cinta,kasih atau amat suka.Dengan demikian,maka sayang
memperkuat rasa kasih seseorang yang diwujudkan dalam tindakan yang nyata,dan
semua nya bersumber dari rasa cinta.
Menurut Erich
Fromm (1983 : 54 ) dalam bukunya Seni Mencintai yang disebut cinta
adalah sikap,suatu orientasi watak yang menentukan hubungan pribadi dengan
dunia keseluruhan,bukan menuju suatu “objek” cinta.Selanjutnya,ia mengemukakan
juga tentang adanya cinta persaudaraan,cinta keibuan,cinta erotis,cinta diri
sendiri,dan cinta terhadap Allah.
2.2 Apa Itu Keluarga?
Duvall (1977) mengemukakan bahwa keluarga
adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi dan
kelahiran, yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota.
Menurut Bailon dan Maglaya (1978) mengemukakan bahwa keluarga adalah sebagai
dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan
perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dalam perannya, menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Supartini,
2004).
Keluarga
(kandung)adalah sekolompok atau beberapa manusia yang memilki ikatan darah
kepada kita, dalam suatu keluarga biasanya jumlahnya belum terlalu banyak,
didalam nya terdiri dari seorang bapak, seorang ibu, dan anak mereka. Jika
kritria tersebut maka sudah sangat wajar lah jika mereka disebut dengan sebutan
keluarga.
Sedangkan
keluarga (besar) adalah sekelompok manusia yang jumlahnya banyak, dan memiliki
ikatan darah tetapi tidak langsung secara objeknya, biasanya hal tersebut
terjadi melalui adanya persaudaraan, hingga akhirnya mereka meiliki anak dan
keluarga lalu jika mereka dikumpulkan pada suatu tempat maka disebut lah mereka
sebagai keluarga besar.
Ketahuilah
bahwa sebuah KELUARGA adalah sel-terkecil / inti dari suatu komunitas -sosial
yang disebut MASYARAKAT. Jadi KELUARGA = MASYARAKAT-MINI. Keluarga adalah
komunitas masyarakat mini yang beranggotakan suami, istri dan anak-anaknya,
plus orang-orang yang bernaung satu-atap.
2.3 Cinta dan Kasih Sayang Keluarga
Dalam
sebuah keluarga pasti ada cinta, sebuah keluarga pasti terbentuk atas dasar
saling mencintai antara dua orang dengan kasih sayang. Sebuah keluarga terdiri
dari ayah, ibu, dan anak – anaknya. Dalam sebuah keluarga cinta dapat kita
artikan sebagai sebuah hal yang pasti ada dan harus dimiliki setiap keluarga.
Kenapa demikian? Karena suatu keluarga yang bahagia tidak terlepas dari ikatan
cinta mereka. Contohnya saja seorang anak yang sangat mencintai ayahnya, karena
ayahnya yang merupakan seorang dengan sikap penyayang dan pekerja keras.
Seorang anak pasti akan sangat bahagia apabila memiliki seorang ayah yang
seperti itu. Demikian juga dengan seorang ibu, pasti akan merasa bangga apabila
memiliki anak yang rajin, cerdas, dan selalu mematuhi nasihat orang tua. Dan
juga seorang saudara, kakak dengan adiknya. Yang saling melindungi dan
menyayangi satu sama lain. Indah bukan? Ya, cinta dalam keluarga memang sangat
hangat. Dengan kasih sayang antar anggota keluarga pasti kehidupan juga akan
lebih bermakna. Lalu bagaimana dengan kehidupan berkeluarga? Kehidupan
berkeluarga tidak pernah terlepas dari keterkaitan satu sama lainnya. Ayah
sebagai sang pencari nafkah, ibu sebagai seorang yang menjalankan tugas nya
untuk merawat anak, dan anak yang tugas nya untuk membahagiakan kedua orang
tuanya, dengna cara belajar dengan giat misalnya. Seorang ayah yang dengan
ikhlas mengerjakan tugas nya demi keluarga nya pasti lah seorang ayah yang
sangat mencintai keluarganya. Ia rela berlelah-lelah untuk menafkahi anak
istrinya, ia tidak peduli terhadap apa yang orang bilang terhadapnya. Keluarga
merupakan mutiara baginya, yang apabila tidak di pelihara, maka akan kotor cahayanya.
Gambaran seorang ayah yang sangat mencintai keluarganya merupakan salah satu
contoh cinta dalam keluarga. Bayangkan bila seorang pencari nafkah malah
bermalas-malasan di rumah, malah melakukan hal buruk yang tidak disenangi
orang. Orang seperti apa itu? Apakah keluarga yang dimilikinya tidak berarti
apa – apa? Padahal tugas nya sebagai kepala keluarga sudah jelas yaitu harus
menghidupi keluarganya. Sebuah kluarga yang bahagia memang tergantung dari
penafsiran masing – masing orang, namun secara general keluarga yang bahagia
adalah keluarga yang memiliki rasa cinta antar sesame anggota keluarga yang
dituangkan dalam kehidupan berkeluarga. Cinta itu sangatlah penting untuk
membuat keluarga yang bahagia. Bayangkan apabila terbentuknya keluarga bukan didasarkan
dengan cinta, misalnya karena MBA (Married By Accident) kemungkinan keluarga
yang akan terbentuk akan menjadi keluarga yang tidak baik. Bisa jadi sang ayah
tidak mau menafkahi anak istrinya, bisa jadi sang istri tidak mau mengurus
anaknya karena anak nya anak hasil MBA, dan bahkan sang anak pun bisa jadi
tidak menyayangi kedua orang tuanya karena tahu dirinya adalah hasil dari
perbuatan yang dilaknat oleh Tuhan. Sebegitu pentingya cinta, sampai suatu hal
yang dianggap orang dapat mendatangkan rejeki (Pernikahan) malah membuat
malapetaka apabila cinta ini dicampuri oleh hawa nafsu.
Dalam
keluarga munculnya sebuah perasaan yang disebut cinta persaudaraan terhadap
suatu keluarga. Setiap orang tua yang memiliki anak lebih dari satu, berarti
anak tersebut memiliki seseorang yang disebut dengan saudara, sudah selayaknya
mereka adalah satu keluarga maka cinta persaudaraan seperti hal yang sudah
seharusnya ada di diri masing-masing anak tersebut, biasanya semua tergantung
dari si orang tua yang telah mendidik anaknya seperti apa, dengan hal tersebut
dapat memicu pola prilaku seorang anak dengan pikirannya. Dan bagaimana si anak
tersebut memilliki sesuatu perasaan cinta terhadapa persaudaraan.
Cinta
persaudaraan pun bukan hanya datang dari keluarga (kandung), tetapi orang lain
pun bisa dijadikan sebagai keluarga yang artinya dia mencintai persaudaraan
yang dia lakukan, meski bukan dari darah kandung keluarga tersebut. Merupakan
persaudaraan adalah cinta diantara sesama, tetapi sungguh baik sebagai sesama, kita
tidak selalu “sama” sejauh kita bersifat manusiawi, kita semua membutuhkan
bantuan. Hari ini saya, besok engkau. Tetapi kebutuhan akan bantuan ini tidak
berarti bahwa yang satu tidak berdaya, yang lain berkuasa. Ketidakberdayaan itu
adalah bersifat sementara, Kemampuan untuk berdiri dan berjalan di atas kaki
sendiri adalah keadaan tetap dan sama. Jadi sudah selayaknya kita untuk
menciptakan sifat cinta persaudaraan dalam keluarga, walaupun bukan kandung.
Hal tersebut dapat menciptakan sesuatu hal yang positif dan bermanfaat dari
diri kita sendiri, lingkungan, maupun orang lain.
2.4 Masalah Dalam Keluarga
Nafsu dan cinta sepertinya memang sangat sulit kita bedakan dalam diri kita. Seperti yang saya jabarkan di atas, nafsu dapat membuat cinta dalam sebuah keluarga menjadi tidak harmonis. Padahal keasalah yang dibuat hanya sekali, namun sangat membebani hidup nya. Cinta dalam keluarga memang terdengar sempit, namun sesungguhnya hal ini masih sangat jarang ditemui dalam khidupan sehari- hari. Mengapa demikian? Dari yang saya jabarkan diatas cinta kasih dalam keluarga akan terbentuk apabila masing – masing anggota keluarga memberikan rasa cinta kepada masing – masing anggota nya. Lalu bagaimana jika dalam keluarga malah acuh tak acuh? Pasti tidak akan timbul rasa cinta yang dapat membuat keluarga itu bahagia. Contohnya seorang ayah yang terlalu focus bekerja sampai melupakan waktu untuka anaknya. Padahal sang ayah sudah menepati tugas nya sebagai seorang pencari nafkah, ya memang benar, namun cinta yang diberikan kepada anaknya sangatlah kurang. Apalagi seorang ibu yang malah asik ngerumpi dengan ibu-ibu tetangga bukannya enyiapkan sarapan pagi untuk anak anaknya. Padahal seharusnya seorang ibu harus lebih mementingkan urusan keluarga disbanding urusan lainnya. Atau bahkan seorang anak yang menjadi nakal.
Lalu sebenarnya harus seperti apa tanggapan kita? Masalah dalam sebuah keluarga sepertinya bukanlah hal yang baru bagi kita. Karena pasti disetiap kehidupan manusia ada masalah. Termasuk sebuah keluarga. Masalah dalam keluarga dapat kita selesaikan dengan cara musyawarah dengan anggota keluarga. Dengan cara ini masalah dapat dengna mudah terselesaikan. Mengapa demikian? Pembiacaraan hati ke hati antar anggota keluarga akan lebih mudah menyelesaikan masalah internal keluarga. Seperti misalnya seorang anak yang nakal yang suka membolos sekolah atau sulit sekali disuruh belajar, ayah atau ibunya harus dengan baik, dengan sopan dan dengan kasih sayang mengajarkan apa yang benar kepada anaknya. Karena kita tidak tahu kenapa sang anak menjadi seperti itu, bisa jadi karena didikan orang tua yang kurang, atau karena san anak kurang mendapatkan perhatian orang tua, kita tidak tahu. Maka dari itu kita dapat memberitahu sang anak agar dia mengerti. Atau masalah dimana rasa percaya antar suami istri mulai berkurang. Biasanya seiring berjalanya waktu setelah puluhan tahun menikah hasrat antara suami istri mulai berkurang. Kita dapat membicarakan masalah tersebut, karena apabila dibiarkan maka kemungkinan akan terjadi retak nya sebuah rumah tangga. Serta sbuah masalah yang tidak kunjung diselesaikan mungkin karena kesibukan masing-masing akan membuat rasa cinta dan kasih sayang dalam sebuah keluarga menjadi berkurang bahkan tidak ada.
2.5 Perbedaan Dalam Sebuah Keluarga
Pasti
suatu keluarga berbeda dengan keluarga lainya. Suatu keluarga bisa dari
berbagai suku , ras, dan agama yang berbeda. Namun dalam suatu keluarga, hal
itu menjadi biasa. Mengapa demikian? Dalam keluarga kita hanya mengenal cinta
dan kasih sayang. Tidak peduli orang itu cantik, orang itu jelek, orang itu
lebih tua atapun lebih muda bahkan berbeda suku dengan kita, kita tetap
mencintainya. Kekuatan cinta dalam keluarga memang sangatlah besar. Kebudayaan
yang berbebda mungkin sedikit mempengaruhi kehidupan berkeluarga kita, namun
dengan rasa cinta satu sama lain kita dapat mengatasinya. Mengapa demikian?
Karena ketika suatu keluarga akan terbentuk kedua pasangan mengucap janji
setia, menerima pasangan nya dengan kedua tangan terbuka. Sehingga hal-hal yang
menjadi perbedaan dapat di kesampingkan. Padahal berbeda, tapi semuanya bisa di
mengerti oleh keluarga itu. Intinya dalam permasalahan perbedaan budaya, suku
atau apapun, saling pengertian dari anggota keluarga itu lah yang sangat
penting. Mengingat betapa sulitnya menggabungkan sebuah perbedaan, namun
apabila pterbedaan itu di tanggapi dengan rasa cinta dan kasih sayang semua nya
dapat kita atur agar perbedaan itu menjadi sebuah kebaikan yang baru.
2.6 Cinta Orang Tua Terhadap Anaknya
Cinta orang tua
ialah sepanjang masa. Itulah kalimat yang sangat sering kita lihat, maupun
dengar. Memang benar cinta orang tua adalah sepanjang masa, hal tersebut sudah
sangat wajar, dan memang sepatutnya seperti itu. Orang tua biasanya akan
mengorbankan apapun demi anaknya. Seorang ibu yang memiliki cinta keibuan. Cinta
keibuan adalah penguatan tanpa syarat terhadap hidup dan kebutuhan anak.
Penguatan hidup anak mempunyai dua segi :
• Perhatian
• Tanggung jawab
Kedua hal
diatas perlu karena demi pemeliharaan hidup anak dan pertumbuhannya. Cinta
keibuan menanamkan ke dalam anak cinta akan kehidupan dan tidak hanya keinginan
untuk tetap hidup. Sangat berlainan dengan cinta persaudaraan, yakni cinta
sesama orang ( setara ), hubungan seseorang ibu dengan anak pada hakekatnya
cinta diantara orang yang tidak sama, dimana yang satu memerlukan segala
bantuan dan yang lain memberikannya. Justru karena tidak memandang diri inilah
maka cinta keibuan telah dipandang sebagai jenis cinta yang paling tinggi, dan
yang paling suci dari ikatan emosional. Biasanya wanita dalam hal ini bersifat
“nursisistis”, yaitu ingin menguasai, ingin memiliki, berhasil menjadi ibu yang
mencintai/menyayangi selama anak itu masih kecil.
Memang harus
diakui bahwa hidup kita didapat dari pemberian perhatian orang lain. Baik
perhatian yang kita peroleh dari orang tua, saudara, suami/isrti, kawan, dan
sebagainya. Dapat kita bayangkan seandainya kita hidup saling mengacuhkan,
hidup sendiri dengan tiadanya saling memperhatikan terhadap lingkungan adalah
mustahil kita hidup sendiri. Hidup ini akan menjadi indah, bahagia,
mengesankan, bermanfaat bagi kita sendiri atau orang lain bila kita saling
menmagi perhatian. Saling memperhatikan menggambarkan adanya hubungan kasih
saying. Kasih yang terbentuk kalau kita saling memperhatikan.
Kasih sayang!
Sebuah nama yang indah dan suci, yang didambakan setiap insane. Kasih sayang
tak akan lahir jika tak melahirkannya. Kasih sayang membutuhkan keterbukaan,
pengertian, pengorbanan, tanggung jawab, perhatian, dan sebagainya Kasih
sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang
tua. Pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih
sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas
dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan
terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara anak dan orang tua.
Suatu kasus
yang sering terjadi, yang menyebabkan seseorang menjadi frustasi, keberandalan
remaja, dan sebagainya, dimana semuanya dilator belakangi kurangnya perhatian
dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga. Adalah salah satu contoh kasus yang
sederhana: “saya segera bicara sama mama”, kata Mirna dengan suara datar dan
air mata hamper tanpa ekspresi. “ kalaupun memang harus ngomong, seperlunya
saja”.
Dari contoh
sederhana di atas dapat kita lihat betapa sempitnya komunikasi antara anak
dengan orang tua, sehingga tak tercemin adanya kasih sayang di dalamnya. Dari
keadaan rumah tangga, keakraban, kemesraan, keharmonisan hubungan antara anak
dan orang tua, kita dapat menilai wujudan kasih sayang dalam keluarga tersebut.
Adanya kasih
sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam
memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebaliknya. Dari cara
pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan :
1. Orang Tua Bersifat Aktif, Si
Anak Bersifat Pasif.
Dalam hal lini
orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-materi
dengan sebanyak-banyaknya dan si anak menerima saja, mengiyakan tanpa
memberikan respon. Hal ini akan menyebabkan anak menjadi takut, kurang berani
dalam masyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak
tidak mampu berdiri di dalam masyarakat.
2. Orang Tua Bersifat Pasif, Si
Anak Bersifat Aktif.
Dalam hal ini
si anak berkelebiahn memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih
sayang ini diberikan secara sepihak, oran tua mendiamkankan saja tingkah laku
si anak, tidak memberikan perhatian dengan apa yang diperbuat si anak.
3. Orang Tua Bersifat Pasif, Si
Anak Bersifat Pasif.
Di sini jelas bahwa
masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling
memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang,
masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu.
Orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
4. Orang Tua Bersifat Aktif, Si
Anak Bersifat Aktif.
Dalam hal ini
orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya.
Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling
mencintai, saling melengkapi, saling membutuhkan.
Keluarga yang
bertanggung jawab akan betul-betul memelihara keharmonisan keluarganya.
Komunikasi dan kasih sayang yang harus dicetuskan sejak anak dalam kandungan
hingga dewasa. Prof. Dr. Singgih Gunarsa mengatakan : “perkembangan anak itu
suatu proses tanpa henti. Apa yang terjadi di masa remaja sebetulnya bisa
ditelusuri pada masa pembentukan keperibadian anak pada usia 0 sampai 5 tahun.”
Pengalaman di
luar rumah dan sukarnya komunikasi dengan orang tua akan sering menimbulkan
konflik, kesimpangsiuran pendapat dan nilai-nilai yang berbeda. Penyelesaian
dalam hal ini sebenarnya tidaklah terlalu sukar. Sikap percaya dan terbuka dari
masing-masing pihak dan membicarakan dari hati ke hati akan menjadi kunci
pemecahan masalah. Paling tidak pasti ada pendekatan. Di sini perlu adanya
keaktifan dan pengertian yang besar dari pihak orang tua.
Orang tua
berperan dalam melahirkan dan memelihara kasih sayang dalam keluarga. Kasih
sayang merupakan dasar komunikasi, jembatan antara orang tua dan anak dalam
mencapai cita-cita keluarga bahagia. Hal ini akan terwujud bila keaktifan,
pengertian, perhatian, keterbukaan, dan pengorbanan orang tua yang akan
disambut dengan respon yang aktif dari si anak.
Dalam pemecahan
kasus dalam keluarga sekali lagi pihak orang tua membutuhkan keaktifan,
pengertian dan keterbukaan sebagai dasar kuncinya. Maka orang tua, anak,
keluarga dan kasih sayang adalah suatu suatu mata rantai yang tak boleh putus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lingkungan memiliki
peran penting dalam kepribadian seseorang. Khususnya lingkungan keluarga. Kedua
orang tua adalah pemain peran penting ini. Lingkungan keluarga adalah sebuah
awal kehidupan bagi setiap manusia. Dikarenakan bahwa pentingnya pengaruh keluarga
dalam pendidikan anak dalam beberapa masalah seperti masalah aqidah, budaya,
norma, emosional dan sebaginya. Keluarga menyiapkan sarana pertumbuhan dan
pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan kata lain kepribadian anak
tergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan lingkungannya dan
tidak lepas dengan etika dan penyampaian sesuatu dari kedua orang tua tersebut.
Ayah dan ibu adalah
teladan pertama bagi pembentukan pribadi seseorang. Keyakinan-keyakinan,
pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki pengaruh yang
sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia
muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam
lingkungan keluarga.
Dalam sebuah keluarga,
rasa cinta dan kasih sayang merupakan hal yang sangat besar pengaruhnya.
Pengaruh dari segi kehidupan berkeluarga bahkan dari segi kehidupan
masing-masing anggota keluarga. Peran masing-masing anggota keluarga dalam
memberikan cinta kepada sesamanya sangatlah besar. Tidak peduli dari mana
datangnya, cinta dalam keluarga itu kuat. Dapat memberikan perubahan,
kebahagiaan, dan bahkan kehidupan yang sempurna bagi suatu keluarga yang
mendasaran cinta dan kasih sayang dalam fondasi keluarga mereka.
3.2 Saran
Kebahagian dalam sebuah keluarga pasti didasarkan
oleh rasa cinta dari masing-masing anggota keluarga. Serta dalam sebuah keluarga, cinta pun
terbentuk oleh berbagai macam hal yang mempengaruhi cinta dalam sebuah
keluarga. Maka dari itu, setiap anggota keluarga harus selalu memperhatikan dan
memberikan cinda dan kasih sayang dengan baik terhadap anggota keluarganya masing-masing
karena setiap individu selalu ingin mendapatkan belaian kasih sayang dari keluarganya
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar