#Attribution1 { height:0px; visibility:hidden; display:none }

Sabtu, 29 Oktober 2016

Youth Act





Loving the homeland is the nation's moral values that are increasingly depleting. The existence of free markets, foreign culture, and role models to the new globalism which enter freely becoming one of the causes of fading a sense of love to the motherland. In fact, in the modern era, it’s hard to find a teenager who respects the ideology of the country, even those who are living abroad and even ashamed of admitting it.

Now, It’s time to build up the enthusiasm and bring the spirit back for loving our country, Indonesia. This role is actually embraced by the youth, cause youth has a pretty good impact for stronger Indonesia. Youth is a figure that always brings alterations. Alteration in life order of some era is quite influenced by the role of youths.
Nara Masista Rakhmatia, a youth whom I choose as my inspiration to act for stronger Indonesia. Why do I say so? Due to her act which wowed the public when she spoke on behalf of Indonesia during the 2016 United Nation General Assembly. When the delegations from six countries expressed concern over Indonesia's alleged human rights violation in Papua, she firmly responded by accusing them of interfenting with Indonesia's sovereignty. Nara had already shown her courage with a tremendeous answer in International forum and earned many Indonesians expressing on how proud they are to have someone like her.
But sadly, the Indonesian media in general seem to be more impressed by her beauty than her achievements. Media is still perpetuating the idea that beauty takes precedence over a woman’s skills and intelligence. Hopefully that the emergence of such positive female role models like her can eventually go towards erasing the idea which is appropriate to objectify women in Indonesia.
Related to the act which has been done by Nara, we can conclude that youth generations can have the provisions to become the agents of alteration.
Make our youth as the time that’s full of benefits and all the good things before the coming of old age, when all of our spirits would fade away. What are we waiting for, if we can do the alteration now? Use our youth times to become the part of nation’s awakening history in Indonesia.







Jumat, 14 Oktober 2016

Peran Generasi Muda Terhadap Perkembangan Literasi



Peran Generasi Muda Terhadap Perkembangan Literasi
Tahukah kamu, ternyata kecerdasan suatu bangsa dapat diukur dari seberapa besar budaya literasi bangsa tersebut? Literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca, budaya literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berfikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca dan menulis yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya (Trini Haryanti). Penguasaan literasi dalam segala aspek kehidupan memang menjadi tulang punggung kemajuan peradaban suatu bangsa. Literasi amatlah penting karena seyogianya literasi adalah kegiatan melakukan iterpretasi, refleksi penguasaan dan apresiasi budaya, kemampuan dalam memecahkan masalah, serta kemampuan reseptif dan produktif dalam upaya berwacana baik secara tertulis maupun lisan. Karena itulah budaya literasi sudah saatnya ditanam sejak dini agar dapat memperkaya wawasan dan bertambah pengetahuan yang pada akhirnya akan turut membangun karakter bangsa. Menyikapi hal ini, generasi muda sejatinya mengemban peran yang strategis dalam pembangunan bangsa, karena mereka mempunyai karakter yang kuat untuk membangun negaranya, pun berkepribadian tinggi dan mampu memahami pengetahun dan teknologi untuk bersaing baik secara lokal maupun global, khususnya dalam perkembangan literasi. Memiliki fungsi sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan yang pada akhirnya dapat berguna bagi masyarakat, tentunya generasi muda ini memiliki banyak peran terhadap perkembangan literasi.
Perkembangan budaya literasi masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Ketua Forum Pengembangan Budaya Literasi Indonesia Satria Darma mengatakan, berdasarkan survei banyak lembaga internasional, budaya literasi masyarakat Indonesia kalah jauh dengan negara lain di dunia. Kondisi literasi di Indonesia menduduki urutan ke-64 dari 65 negara, Indonesia menduduki urutan ke-57 dari 65 negara dalam hal tingkat membaca siswa (PISA, 2010). Indeks minat baca pun dapat disimpulkan bahwa setiap 1000 penduduk hanya terdapat satu orang saja yang membaca. Di sinilah saatnya dimana peran generasi muda dapat diwujudkan demi membangun bangsa berbudaya literat.
            Peran generasi muda dalam perkembangan literasi bisa diwujudkan baik dalam media online maupun offline. Sesuai dengan perkembangan zaman yang kian lama kian modern, dengan dilengkapi oleh kemajuan teknologi yang pesat, hal ini dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan budaya literasi di Indonesia, karena masyarakat bisa dengan mudahnya mengakses internet sehingga berita dapat terserap dengan baik. Melihat hal ini, aksi generasi muda dapat diwujudkan dengan membuat blog dan menulis tulisan yang bermanfaat dengan dukungan gambar yang menarik ataupun judul yang menarik sehingga dapat memunculkan rasa penasaran pembaca untuk membacanya. Teknik inilah yang dapat dengan mudahnya diwujudkan guna mengkampanyekan budaya literasi sembari bersosialisasi sehingga dapat menumbuhkan budi pekerti masyaratkat karena tata Bahasa yang baik dan benar dipergunakan dengan pantas dalam tulisan tersebut. Kegiatan tulis-menulis ini bukan hanya dapat dilakukan di blog saja, generasi muda bisa saja mengikuti berbagai kompetisi menulis yang diadakan melalui media online lainnya, sehingga dapat menggerakkan antusias pemuda lainnya dalam mengembangkan budaya literasi dan hasilnya pun dapat dibaca oleh masyarakat luas.
            Selain itu, generasi muda dapat mewujudkan aksinya dengan menggunakan media cetak. Contohnya bekerja sama dengan pihak koran atau tabloid tertentu yang di dalamnya terdapat konstribusi daripada generasi muda tersebut dalam perkembangan literasi, atau pun terdapat kolom khusus seperti puisi, dongeng, cerita bergambar dan karya-karya lainnya, sehingga budaya literasi dapat tetap berjalan seiring perkembangan zaman.
            Bukan hanya dengan bantuan media cetak saja, aksi ini bisa saja dilakukan dengan bekerjasama dengan stasiun TV atau pun radio guna menyiarkan dan mengkampanyekan gerakan literasi. Pada zaman sekarang dapat dipastikan bahwa masyarakat memiliki TV atau pun radio untuk mengkonsumsi informasi. Peran generasi muda dalam hal ini dapat diwujudkan misalnya dengan mengadakan perlombaan menulis essay, membuat puisi, cerita bebas dan perlombaan lainnya yang mengangkat budaya literasi bangsa.
            Bentuk lain sebagai wujud kepedulian generasi muda terhadap budaya literasi dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan perpustakaan untuk mengadakan pameran literasi yang menarik dengan tema yang unik sehingga dapat menumbuhkan minat masyarakat untuk berkunjung dan membaca sebagai bentuk pembudayaan literasi di masyarakat.
            Aksi generasi muda dalam perkembangan literasi ini dapat diwujudkan pula dengan mengikuti kegiatan positif yang berkorelasi dengan budaya literasi. Kegiatan dimana kebermanfaatan dapat ditebar kepada banyak orang dan di dalamnya terdapat para pemuda penerus bangsa lainnya yang berkepribadian tinggi sehingga dapat memperkaya wawasan dan terampil dalam bersosialisasi seperti mengikuti ajang pencarian Duta Bahasa ini, guna mendongkrak semangat masyarakat baik anak-anak, pemuda-pemudi hingga orang dewasa untuk membudayakan literasi membangun Bahasa.
Pemuda adalah harapan bangsa, kualitas suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas daripada pemudanya, maka di sinilah peran penting para generasi muda untuk mendongkrak semangat masyarakat Indonesia yang cinta budaya literasi dan membawanya ke masa depan yang lebih baik lagi. Tentunya generasi seperti inilah yang diharapkan sebagai panutan dalam perkembangan literasi. Salam literasi.





Created by: Annisa Fauziyah
 Essay Duta Bahasa Jawa Barat 2016


https://devinawistiasari.wordpress.com/2016/05/04/peran-pemuda-dalam-peningkatan-fungsi-bahasa-dan-budaya-literasi-dalam-kaitanya-dengan-peningkatan-budi-pekerti/